DEFINISI

Gangguan jiwa adalah gangguan pada satu atau lebih fungsi jiwa. Gangguan jiwaadalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita dan keluarganya. Gangguan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otakatau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia. Penemuan dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan mental telah berubah sepanjang perubahan waktu dan perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat perbdaan tentang definisi, penilaan dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman standar telah digunakan secara luas. Lebih dari sepertiga orang di sebagian besar negara-negara melaporkan masalah pada satu waktu pada hidup mereka yang memenuhi kriteria salah satu atau beberapa tipe umum dari kelainan mental.



PENYEBAB
Penyebab gangguan mental bervariasi dan pada beberapa kasus tidak jelas, dan teori terkadang menemukan penemuan yang rancu pada suatu ruang lingkup lapangan. Layanan untuk penyakit ini terpusat di rumah sakit jiwa atau di masyarakat sosial, dan penilaian diberikan oleh psikiater, psikolog klinik, dan terkadang psikolog pekerja sukarela, menggunakan beberapa variasi metode tetapi sering bergantung pada observasi dan tanya jawab. Perawatan klinik disediakan oleh banyak profesi kesehatan mental. Psikoterapidan pengobatan psikiatrik merupakan dua pilihan pengobatan umum, seperti juga intervensi sosial, dukungan lingkungan, dan pertolongan diri. Pada beberapa kasus terjadi penahanan paksa atau pengobatan paksa dimana hukum membolehkan. Stigma atau diskriminasi dapat menambah beban dan kecacatan yang berasosiasi dengan kelainan mental (atau terdiagnosa kelainan mental atau dinilai memiliki kelainan mental) yang akan mengarh ke berbagai gerakan sosial dalam rangka untuk meningkatkan pemahanan dan mencegah pengucilan sosial.
BERIKUT INI MERUPAKAN MACAM MACAM GANGGUAN JIWA:
1.      Skizofrenia
Skizofrenia termasuk gangguan psikosis yang disebabkan oleh kelainan ataugangguan kimiawi dalam otak. Hal ini menyebabkan gangguan pada fungsi sistemik dan impuls saraf sehingga fungsi otak terganggu dalam mengolah informasi dalam otak. Gejala yang ditunjukkan penderita skizofenia ini antara lain cara berbicara yang kacau, lebih senang menyendiri dan takut dengan orang banyak, mengalami delusi, halusinasi, dan menunjukkan sikap yang berbeda dengan orang pada umumnya. Ada beberapa ciri-ciri Skizofrenia yang mudah dilihat dalam diri seseorang.


2.      Kepribadian Ganda
Gangguan identitas atau kepribadian ganda ini yaitu kondisi dimana seseorang penderita memiliki dua atau lebih kepribadian dalam satu tubuh. Kepribadian ini masing masing memiiliki peran atau sifat yang berbeda dan cenderung buruk. Penderita dengan gangguan ini sering tidak sadar atas apa yang dia lakukan, merasa tidak pernah melakukannya padahal hal itu hasil perbuatannya. Penderita tidak dapat menyadari perubahan kepribadian tersebut.
3.      Gangguan Kecemasan Berlebih
Perasaan cemas merupakan hal yang wajar apabila seseorang merasa khawatir terhadap sesuatu. Cemas ditandai dengan meningkatnya denyut nadi, keluar keringat, gerakan gerakan kecil tubuh dan lainnya. Pada orang dengan gangguan yang memiliki kecemasan berlebihan, respon ini akan bertambah berkali kali lipat. Gangguan kecemasan ini bisa mengganggu aktivitas sehari hari jika tidak dapat dikendalikan. Fobia pada hal tertentu juga dapat memicu kecemasan berlebih atau cenderung tampak panik dan ketakutan.
4.      Gangguan Obsesif Kompulsif
Gangguan obsesif kompulsif ini menunjukkan suatu aktivitas obsesi yang dilakukan berulang- ulang karena suatu keyakinan atau ketakutan tertentu. Misalnya seseorang memiliki pemikiran bahwa bakteri dapat membunuhnya sehingga dia menjadi takut pada kotor. Kemudian orang tersebut menjadi sangat obsesif untuk menjaga dirinya agar tetap bersih dan jauh dari bakteri. Dia melakukan perilaku seperti berkali kali cuci tangan, bisa sampai 3-5 kali atau lebih untuk menghindari ketakutannya tersebut.
5.      Gangguan Somatoform
Gangguan somatoform ini merupakan kondisi dimana penderita merasakan nyeri atau sakit pada dirinya, namun secara medis setelah diperiksa, kondisi pasien normal. Rasa sakit yang dialami merupakan ilusi yang berasal dari diri sendiri dan sebenarnya tidak nyata.
6.      Psikopat
Jenis gangguan jiwa satu ini merupakan gangguan yang erat muncul dalam tokoh fiksi dalam film. Psikopat digambarkan sebagai seorang gangguan jiwa yang memiliki obsesi mengerikan dan merugikan orang orang disekitarnya. Orang dengan gangguan psikopat tidak memiliki empati, tidak tanggungjawab dan hanya peduli terhadap keinginan dan kesenangan pribadinya. Perilaku merugikan yang disebabkan psikopat dianggap hal yang menyenangkan baginya dan tidak ada rasa menyesal.
Psikopat sangatlah cerdas dan mampu mempelajari sekitarnya dengan baik untuk memenuhi kebutuhannya, egois, tidak berperasaan, mudah emosi dan mendendam, penuh dengan trik pintar, suka membuat masalah. Namun orang dengan psikopat ini sangat pintar menyembunyikan dirinya dalam masyarakat. Mereka cenderung suka sendirian dan bersosial hanya untuk kebutuhannya.
7.      Anorexia Nervosa
Anorexia nervosa merupakan suatu kondisi merasa badannya gemuk dan selalu ingin kurus dan kurus, meskipun secara nyata tubuhnya sudah ideal atau bahkan dibawah angka ideal. Penderita selalu merasa tidak puas dengan berat badannya dan menjadi cemas dan depresi. Penderita pada akhirnya membatasi makan dengan sangat ekstrim. Pada akhirnya banyak penderita anorexia yang menjadi kekurangan gizi dan bentuk tubuh menjadi tampak buruk karena sangat jauh dari angka ideal. Kondisi ini juga dapat menyebabkan gangguan metabolisme tubuh yang berdampak pada kematian.
8.      Anti Sosial
Gangguan ini yaitu gangguan dimana penderita takut pada sekelompok orang atau berinteraksi dengan orang lain. Gangguan kepribadian ini dikenal juga dengan sociopathy. Penderita biasanya memiliki sifat tidak empati, suka menghina orang lain merasa orang lain dibawahnya, sinis, sifat acuh tak acuh, agresif, dan tidak bisa beradaptasi dalam masyarakat.
9.      Self Injury
Penderita dengan gangguan self injury cenderung ingin melukai dirinya sendiri dan dapat membahayakan nyawanya sendiri. Hal ini dilakukan karena penderita merasa apabila dia melukai tubuhnya maka rasa sakit emosionalnya juga teratasi. Penderita dengan gangguan ini memiliki tingkat agresifitas yang tinggi, hipersensitif, membenci dirinya sendiri, kesulitas mengendalikan emosi, dan dipicu oleh stres berat.
10.  Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa duah sangat akrab didengar. Kondisi gangguan ini menyatakan seorang penderita yang makan sangat banyak namun kemudian secara sengaja dimuntahkan kembali. Beberapa sumber menyebutkan hal tersebut dilakukan karena ketakutan akan menjadi gemuk. Makanan masuk ke saluran pencernaan dan diambil sarinya saja untuk energi dan kemudian dimuntahkan. Namun anggapan tersebut belum tentu sepenuhnya efektif dan justru menimbulkan banyak kerugian dan dampak negatif bagi tubuh.
11.  Kleptomania
Klepto merupakan sebutan bagi seseorang yang suka mencuri. Kleptomania merupakan gangguan dimana penderita memiliki keinginan untuk memiliki barang orang lain, sehingga mendorong dirinya untuk mencuri. Dorongan ini berasal dari dalam diri dan sulit dikendalikan. Apapun bisa dicuri tidak melihat apakah dia membutuhkan atau tidak. Merasa puas setelah memiliki barang curian. Dorongan mencuri timbul secara spontan, meskipun terbersit rasa bersalah setelah melakukannya namun pada kondisi tertentu seperti stres, dorongan untuk mencuri akan muncul kembali.
12.  Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar masuk dalam kategori gangguan mood dimana terjadi masalah pada otak yang menimbulkan kondisi abnormal. Perubahan mood terjadi secara berubah- ubah, perubahan tingkat aktivitas, suasana hati juga bisa terjadi. Kondisi ini bisa memperburuk hubungan sosial, kegiatan sehari hari, dan juga kehidupan selanjutnya.

13.  Skizoafektif
Gangguan ini merupakan perpaduan antara skizofrenia dan gangguan afektif atau mood. Gangguan ini merupakan paduan antara keduanya. Penderita akan memiliki perubahan mood yang drastis dan juga mengalami kecemasan, halusinasi, dan sebagainya.
14.  Homoseksual
Homoseksual merupakan gangguan dimana seseorang memiliki ketertarikan pada sesama jenis. Tentu hal ini tidaks eharusnya terjadi, sehingga disebut juga sebagai gangguan. Gangguan ini bisa disebabkan oleh interaksi sosialnya selama hidup, perilaku orang orang disekitarnya, kelompok sosialnya, dan bukan merupakan kerusakan otak atau kelainan genetik.
15.  Gangguan Mood
Gangguan mood atau afektif yaitu gangguan pada suasana hati yang terus berubah- ubah. Penderita bisa merasa senang kemudian berubah marah. Perubahan suasana hati tersebut terjadi sangat drastis dan berasal dari dalam diri. Penderita menjadi orang yang sangat sensitif dan mudah tersinggung.
16.  Gangguan Kepribadian
Orang dengan gangguan kepribadian memiliki karakter ekstrim. Penderita cenderung kaku, tidak bisa beradaptasi diri, tidak bisa membiasakan diri dengan lingkungan, paranoid, anti sosial. Orang dengan gangguan kepribadian ini akan tampak aneh dimata masyarakat, sehingga menyebabkan penderita justru dijauhi.
17.  Gangguan Psikosis
Gangguan psikosis ini memiliki gejala yang lebih bervarian. Orang dengan gangguan psikosis dapat memiliki halusinasi, delusi, atau lainnya. Halusinasi merupakan keadaan ketika seseorang merasa mendengar atau melihat sesuatu yang pada nyatanya tidak ada. Sedangkan delusi merupakan kondisi dimana penderita percaya hal tersebut benar benar ada, namun nyatanya tidak ada. Misalnya penderita percaya dirinya sedang diintai oleh orang jahat.

18.  PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)
Gangguan ini terjadi pada seseorang yang baru saja mendapatkan kejadian atau situasi tidak nyaman atau menakutkan. Misalnya kejadian bencana alam, kasus pelecehan seksual, pembunuhan, dan lain lain. Kejadian yang dialami atau disaksikan tersebut menjadi memori kelam yang terus teringat dan membuatnya stres.
19.  Gangguan Disosiatif
Gangguan disosiatif merupakan gangguan kesadaran terhadap diri sendiri, lingkungan, bahkan identitas diri dikarenakan adanya trauma atas keadaan masa lalu atau sebelumnya.
20.  Enosimania
Enosimania merupakan gangguan dimana seseorang memiliki ketakutan pada pendapat orang lain, kritik, atau komen tentang dirinya. Orang dengan enosimania memiliki kehati- hatian karena takut salah atau disalahkan. Mereka cenderung memiliki detak jantung yang cepat, nafas dangkal, dan selalu berkeringat. Tanda tanda tersebut menyatakan seseorang yang selalu was was atau merasa khawatir.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GANGGUAN KEJIWAAN
Genetik (keturunan): Kelainan kesehatan mental kadang-kadang bisa diturunkan melalui genetik, sehingga orang yang anggota keluarganya punya riwayat gangguan mental mungkin agak lebih rentan untuk mengembangkan suatu kelainan mental juga. Kecenderungan untuk menderita kelainan mental ini dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya melalui genetik.
Infeksi: Jenis infeksi tertentu dituduh sebagai penyebab kerusakan otak dan memicu perkembangan gangguan mental atau setidaknya memperparah gejala-gejala yang sudah ada. Sebagai contoh, suatu penyakit yang dikenal sebagai gangguan autoimun neuropsikiatri pediatrik yang dikaitkan dengan infeksi bakteri Streptococcus diduga telah memicu perkembangan gangguan obsesif-kompulsif serta penyakit mental lainnya pada anak-anak.
Cacat atau cedera pada otak: Cacat atau cedera yang mengakibatkan kerusakan pada area-area otak tertentu juga dianggap dapat menjadi penyebab gangguan mental.
Kesalahan saat kehamilan: Beberapa bukti menunjukkan bahwa gangguan pada perkembangan otak janin di tahap awal pertumbuhannya atau trauma otak yang dialami sewaktu bayi dilahirkan—misalnya, hilangnya asupan oksigen ke otak—mungkin mampu memicu perkembangan kelainan mental tertentu, seperti gangguan spektrum autisme.
Penyalahgunaan obat-obatan: Konsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka panjang khususnya dikaitkan dengan gangguan kecemasan, depresi, serta paranoia—gangguan mental karena ketakutan.


Dampak Gangguan Kejiwaan :
§  Menjadi penyendiri dan enggan berinteraksi dengan orang lain.
§  Enggan makan atau makan secara berlebihan.
§  Marah-marah, dan terkadang kemaharan itu sulit dikendalikan.
§  Menjadi perokok atau merokok secara berlebihan.
§  Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
§  Penyalahgunaan obat-obatan narkotika.
Berikut ini adalah masalah kesehatan yang dapat timbul akibat stres:
§  Gangguan tidur
§  Lelah
§  Sakit kepala
§  Sakit perut
§  Nyeri dada
§  Nyeri atau tegang pada otot
§  Penurunan gairah seksual
§  Obesitas
§  Hipertensi
§  Diabetes
§  Gangguan jantung
Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stres/gangguan kejiwaan, sebagian di antaranya adalah masalah keuangan, hubungan sosial, atau tuntutan di dalam pekerjaan. Untuk mengatasi stres, kunci utamanya adalah mengidentifikasi akar permasalahan dan mencari solusinya.
Penanggulangan stres juga bisa dilakukan dengan mengaplikasikan nasihat-nasihat yang disarankan dalam manajemen stres yang baik, seperti:
§  Belajar menerima suatu masalah yang sulit diatasi atau hal-hal yang tidak dapat diubah.
§  Selalu berpikir positif dan memandang bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup ada hikmahnya.
§  Meminta saran dari orang terpercaya untuk mengatasi masalah yang sedang dialami.
§  Belajar mengendalikan diri dan selalu aktif dalam mencari solusi.
§  Melakukan aktivitas fisik, meditasi, atau teknik relaksasi guna meredakan ketegangan emosi dan menjernihkan pikiran.
§  Melakukan hal-hal baru yang menantang dan lain dari biasanya guna meningkatkan rasa percaya diri.
§  Menyisihkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai.
§  Melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial untuk membantu orang lain. Cara ini dapat membuat seseorang lebih tabah dalam menghadapi masalah, terutama jika bisa membantu seseorang yang memiliki masalah lebih berat dari yang dialaminya.
§  Menghindari cara-cara negatif untuk meredakan stres, misalnya merokok, mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, atau menggunakan narkoba.
§  Bekerja dengan mengedepankan kualitas bukan kuantitas, agar manajemen waktu lebih baik dan hidup juga lebih seimbang.

Sumber:



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menara Azadi atau Tehran Azadi

TIPOLOGI LANGGAM BANGUNAN MASA KOLONIAL

JENIS-JENIS TARI DAN MAKNANYA