TIPOLOGI LANGGAM BANGUNAN MASA KOLONIAL

tipologi langgam/gaya arsitektur adalah perwujudan nyata tentang identitas yang bermakna. Bangunan ini menerapkan gaya arsitektur modern,hal ini dapat dilihat dari permainan bentuk giometri,benyaknya bentuk keasimetrsan pada bangunan yang menambah semakin nampaknya gaya arsitektur modernnya.


Arsitektur kolonial merupakan sebuah istilah atau pernyataan yang tidak dapat dijabarkan menggunkan definisi yang sederhana dan mapan. Arsitektur ini bisa mengacu pada karya-karya arsitektur dari masa silam, bangunan di koloni-koloni Barat yang telah merdeka bertahun-tahun yang lalu, atau mungkin hanya sebuah fitur arsitektur yang dikatakan sebagai pengembangan proyek ketika mereka mengklaim rumah-rumah bergaya colonial.

1.      Rumah Dinas Kolonel




terlihat tampak dan denah prototype rumah dinas kolonel. Denahnya terbagi atas rumah induk dengan paviliun. Rumah Induk yang terdiri dari kamar-kamar mempunyai luasan 8.00 X 5.50 M. Adanya voorgalerij (teras depan) dan achtergalerij (teras belakang), serta ruang depan yang digunakan sebagai kamar kerja, masih mewarnai denahnya. Tampak depannya berbeda jika dibandingkan dengan tampak arsitektur gaya Indische Empire ( yang didominasi dengan barisan kolom-kolom depan yang bergaya doric, ionic atau corinthian). Tapi penataan ruang pada denah rumah utamanya tidak berbeda jauh dengan denahdenah bangunan pada abad ke 19. Ciri-ciri yang tidak ditinggalkan pada denahnya bisa ditengarai misalnya dengan kebiasaan membuat denah dengan bentuk simetri.

Perhatian terhadap iklim tropis lembab seperti di Nusantara, tetap mendapat perhatian utama dalam desain-desain perumahan perwira. Hanya terdapat penyesuaian dengan kehidupan militer pada denahnya seperti banyaknya kamar-kamar di denah paviliunnya yang biasanya ditempati oleh prajurid pengawal, sesuai dengan standart pengamanan dalam dunia militer. Bentuk atap, menunjukkan ciri atap yang khas Eropa. Bentuk atap serta sistim pembukaan pada terasnya yang menggunakan pembukaan lengkung (vault), merupakan salah satu ciri tampak dari rumah seorang kolonel. Tampak rumah yang berbeda dalam sebuah komplek perumahan militer perlu untuk memberikan ciri khas, mana rumah kolonel, mana rumah kapten dan sebagainya. Mengingat hirarki pada dunia militer adalah sangat ketat.


2.      Rumah Dinas Kapten



 Denah dan Tampak rumah tinggal Kapten dapat dilihat pada gambar disamping Luas denahnya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan rumah dinas seorang Kolonel. Demikian juga tampaknya jauh lebih sederhana. Hal ini sesuai dengan hirarki kepangkatan yang ada dalam dunia kemiliteran. Pada denah ruamah dinas Kapten tidak terdapat paviljiun. Denahnya hanya terdiri dari dua bagian yaitu rumah induk dan rumah belakang yang sebagian dipakai untuk keperluan service, seperti kamar mandi, dapur, kamar pembantu dsb.nya. Antara kedua massa bangunan ini dihubungan dengan galerij. Bentuk denah rumah tinggal pada abad ke 19 dan awal abad ke 20, kebanyakan memisahkan bagian service (kamar mandi, dapur, ruang jemuran, kamar pembantu dsb.nya) dengan bagian utama bangunan (kamar kerja, kamar tidur, ruang makan dsb.nya).

Salah satu alasannya disebabkan karena daerah service (kamar mandi, dapur, cuci, dsb.nya) dianggap kotor ( lembab, kotor dan berbau). Itulah sebabnya perlu dijauhkan dengan aktifitas kehidupan santai sehari-hari seperti, ruang duduk, ruang makan dan ruang tidur. Pada rumah induknyapun tidak terlalu banyak teras. Meskipun masih ada teras depan (achter galerij) Teras atau galerij belakang, tapi teras belakang relatif sempit jika dibandingkan teras rumah seorang kolonel. Rumah tinggal seorang Kapten terdapat 4 buah kamar pembantu yang masing-masing berukuran 3.00x3.00 M. Sedangkan kamar keluarganya masing-masing berukuran 5.50x5.00 m.


3.      Rumah Dinas Letnan

Rumah dinas Letnan, yang merupakan hirarki terendah dalam jajaran perwira di ketentaraan, berupa rumah kopel. Atapnya berbentuk atap pelana dari bahan genting. Meskipun tidak seluas rumah untuk seorang Kolonel maupun Kapten , tapi rumah dinas seorang Letnan ini cukup memadai. Bagian service yang ada di belakang dan halaman samping yang cukup luas. Kamar tidurnya ada 2 buah dan sebuah kamar kerja.

 Type denahnya memang tidak serupa dengan denah-denah arsitektur gaya indische empire, yang didominir dengan beranda depan dan beranda belakang yang nyaman. Disamping rumah induknya terdapat halaman yang tidak terlalu luas. Denahnya berbentuk symetri. Terdapat pagar keliling yang membatasi rumahnya dengan bagian lain di dalam komplek militer. Tampak depannya menonjolkan gevel dengan atap pelana. Denah dan tampak rumah dinas Letnan merupakan bentuk arsitektur yang sama sekali tidak mengacu pada arsitektur "Indische Empire".



TIPOLOGI BANGUNAN KOLONIAL YANG ADA DI INDONESIA

1.      Gedung London Sumatra (Medan)



Gedung London Sumatra ini dibangun pada tahun 1906 sebagai kantor perusahaan perkebunan milik Harrisons & Crossfield Plc. yang berpusat di London. Desain arsitekturnya menampakkan gaya transisi yang mirip dengan rumah-rumah di London. Gedung ini terletak di Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat.





2.   Istana Buitenzorg (Bogor)

Istana Bogor adalah istana terindah dari enam Istana Kepresidenan RI. Istana Bogor awalnya dibuat 3 tingkat dan dibuat menyerupai Blehheim Palace di Oxford, Inggris.
Pada 10 Oktober 1834, Gunung Salak meletus dan menyebabkan istana ini roboh akibat gempa vulkanik. Pada tahun 1850 istana ini telah menjadi tempat kediaman resmi dari 38 gubernur jenderal Hindia Belanda dan satu gubernur jenderal Inggris.

3. Gedung Bank Indonesia (Yogyakarta)

 

     
           Gedung Bank Indonesia atau yang disebut de Javasche Bank pada zaman penjajahan, diresmikan pada 1 April 1879 sebagai kantor cabang ke-8 di Nusantara. Gedung ini dirancang oleh arsitek Hulswitt dan Cuypers dengan bergaya arsitektural Eropa dengan dua menaranya yang kini dicat emas. Bangunan ini terletak tak jauh dari Istana Kepresidenan RI.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menara Azadi atau Tehran Azadi

JENIS-JENIS TARI DAN MAKNANYA